In a world that often celebrates strength, resilience, and unwavering confidence, vulnerability is often seen as a weakness. We're taught to keep our emotions in check, to put on a brave face, and to never let others see our weaknesses. But what if vulnerability isn't a flaw to be hidden, but a strength to be embraced?

Being vulnerable means allowing yourself to be seen, flaws and all. It means opening up about your fears, insecurities, and struggles, even when it's uncomfortable. And contrary to popular belief, vulnerability isn't a sign of weakness; it's a sign of courage.

When we allow ourselves to be vulnerable, we invite connection. It's through our vulnerabilities that we can truly connect with others on a deeper level. When we share our struggles and insecurities, we create space for empathy and understanding. We let others know that they're not alone in their experiences, and that in itself is a powerful thing.

Moreover, vulnerability is essential for personal growth and healing. By acknowledging our vulnerabilities, we give ourselves the opportunity to learn and grow. We can't address our weaknesses if we don't acknowledge them in the first place. And by allowing ourselves to be vulnerable, we open the door to self-discovery and self-compassion.

It's important to remember that vulnerability doesn't mean being reckless or careless with our emotions. It's about being authentic and honest with ourselves and others. It's about setting healthy boundaries and knowing when it's appropriate to open up.

So, how can we embrace vulnerability in our own lives? It starts by letting go of the fear of judgment and rejection. It means allowing ourselves to be imperfect, knowing that perfection is an unrealistic standard. It means practicing self-compassion and reminding ourselves that it's okay to ask for help when we need it.

In a society that often values stoicism over vulnerability, it can be challenging to let our guard down. But by embracing vulnerability, we give ourselves the opportunity to live more authentically and to form deeper connections with those around us. So let's embrace our vulnerabilities, for they are not weaknesses, but badges of courage and authenticity.

Merasa bahagia dan mengalami hal-hal menyenangkan adalah keinginan setiap orang dalam menjalani keseharian, tapi kita semua tahu kalau akan selalu ada momen yang bisa merusak mood dan hal-hal yang menyebabkan kita merasa kurang bahagia. Berikut adalah daftar beberapa hal yang jika sering dilakukan akan membuatmu merasa kurang bahagia.

1. Berusaha Mengontrol Segalanya

Saya adalah tipe orang yang ingin segala sesuatu berjalan sesuai rencana tapi kebiasaan ini justru membuat saya sering tertekan hingga stres karena saat menghadapi situasi atau rintangan yang tidak ada dalam rencana biasanya saya akan marah dan merasa kesal apalagi kalau rencana yang saya buat justru gagal.

Kalau kamu juga termasuk orang yang suka mengontrol segalanya maka kamu perlu mengurangi kebiasaan ini. Kita tahu bahwa kadang hidup tidak selalu bisa diprediksi atau bisa kita kendalikan sepenuhnya. Hidup kamu jalani tidak selalu mengikuti skenario yang kamu buat.

Jadi daripada kamu terjebak dengan usaha mengontrol hal-hal diluar kendalimu lebih baik belajar menerima bahwa ketidakpastian adalah bagian dari kehidupan dan  menjalani hari tanpa rencana kadang bukan hal yang terlalu buruk.

2. Membandingkan diri dengan orang lain

Saya yakin hal yang satu ini pernah dialami oleh semua orang. Saat melihat orang lain memiliki sesuatu yang lebih dari apa yang kita miliki biasanya akan terbesit sedikit perasaan iri atau cemburu. Tidak masalah jika kita merasakannya sesekali karena ini adalah hal yang manusiawi, namun jika terlalu sering maka sudah pasti akan menimbulkan masalah.

Kalau kamu selalu membandingkan pencapaian, keadaan dan apa yang kamu miliki dengan orang lain kamu akan meremehkan dirimu sendiri. Kamu tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang kamu capai meskipun sebenarnya kamu telah mencapai banyak hal.

Kamu tidak akan merasa bahagia jika selalu membandingkan dirimu dengan orang lain. Jadi lebih baik gunakan energimu untuk fokus pada pengembangan dan pertumbuhan pribadi serta berusaha menerima dan mensyukuri apa yang kamu miliki.

3. Khawatir dengan Masa Depan

Overthinking dan khawatir berlebihan dengan masa depan sudah pasti akan membuatmu merasa kurang bahagia. Pasalnya kebiasaan satu ini akan membuatmu sering merasa cemas dan gelisah. Terlalu khawatir dengan masa depan membuatmu kurang menikmati momen saat ini. 

Ketidakpastian tentang masa depan kadang memang menakutkan tapi bukan berarti apa yang kamu takuti akan benar-benar terjadi di masa depan. Kamu hanya perlu berusaha sebaik mungkin dan fokus dengan apa yang kamu lakukan saat ini karena apa yang kamu tanam itulah yang akan kamu tuai di masa depan.

4. Mengikuti standar atau keinginan orang lain

Sejak dulu mengikuti standar sosial yang ditetapkan oleh masyarakat semacam menjadi aturan yang tidak tertulis. Standar sosial dipercaya dan dianggap paling benar bahkan menjadi alat ukur keberhasilan dan kebahagiaan hidup seseorang.

Mengikuti standar sosial tidak menjamin hidup kita akan bahagia. Setiap orang memiliki tujuan hidup masing-masing. Jika tujuan hidupmu dan hal yang kamu inginkan bertentangan dengan standar sosial maka kamu hanya perlu mengikuti jalanmu sendiri. Jangan habiskan waktumu terjebak dengan mengikuti standar orang lain dan melakukan hal yang bukan keinginanmu sendiri.

Kepuasan hidup dan kebahagiaanmu hanya akan terwujud ketika kamu mengikuti kata hati dan melakukan apa yang terbaik untuk dirimu sendiri.

5. Berada disekitar orang-orang toksik

Berada disekitar orang toksik dapat mempengaruhi kondisi emosional dan kebahagiaanmu. Biasanya orang yang memiliki kecenderungan toksik adalah orang yang egois, suka mengontrol, menyalahkan hingga memanipulasi orang lain.

Memiliki hubungan dengan orang toksik dapat menguras energi positif dan mengganggu ketenangan batin. Tidak jarang orang-orang toksik ini adalah orang terdekat kita seperti keluarga, teman hingga pasangan sehingga kadang menyulitkan kita untuk terlepas dari mereka.

Kalau kamu memiliki hubungan dengan orang toksik maka kamu harus memiliki batasan dan jika kamu merasa terlalu melelahkan hingga membuatmu stres, lebih baik untuk mengakhirinya. Kamu tidak perlu mempertahankan orang-orang yang tidak memberimu kebahagiaan.

Kebahagiaan sejatinya berasal dari dirimu sendiri. Itulah sebabnya mengapa kebiasaan dan hal-hal yang kamu lakukan akan sangat berpengaruh, namun hubungan kita dengan orang lain tentunya juga ikut mempengaruhi kebahagiaan dan ketenangan. Sebisa mungkin hindari melakukan hal-hal yang tidak memiliki manfaat dan merusak kebahagianmu.

Usia 20-an adalah masa terpenting dalam hidup kita karena ini adalah masa dimana kita tumbuh menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Berdasarkan penelitian usia 20-an juga merupakan masa terberat karena usia ini adalah gerbang awal memasuki kehidupan yang sesungguhnya dan kita akan dihadapkan dengan berbagai macam tantangan sebagai orang dewasa.

Di masa ini kita juga akan dituntut untuk mengambil keputusan dan menentukan pilihan yang tentunya akan berpengaruh pada kehidupan kita di masa depan. Jika tidak ingin salah mengambil langkah, kamu perlu memperhatikan hal-hal penting yang sebaiknya tidak boleh kamu anggap remeh. Dibawah ini daftar beberapa hal yang tidak boleh kamu remehkan saat berusia 20-an agar kamu tidak menyesal ketika usiamu bertambah.

1. Kesehatanmu

Kesehatan adalah hal pertama yang tidak boleh kamu remehkan berapapun usiamu saat ini. Di usia 20-an biasanya kita cenderung meremehkan kesehatan karena kondisi fisik yang masih prima, tapi saat usia kita bertambah kondisi tubuh kita juga akan ikut berubah. Jika kamu meremehkan kesehatanmu saat ini efeknya akan kamu rasakan beberapa tahun kemudian saat kamu bertambah tua.

Jaga kesehatanmu dengan makan makanan bernutrisi, kurangi konsumsi minuman kekinian atau makanan olahan yang memiliki kandungan gula dan garam yang tinggi. Rutin olahraga dan istirahat dengan tidur yang cukup. Kesehatanmu adalah hal terpenting karena jika kamu sakit kamu tidak bisa melakukan apa-apa.

2. Waktumu

Di usia awal 20-an seringkali kita beranggapan bahwa kita memiliki banyak waktu sehingga tidak menggunakannya secara bijak. Kalau kamu tidak ingin menyesal di kemudian hari sekaranglah saatnya berhenti menggunakan waktumu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial.

Gunakan waktumu untuk melakukan sesuatu yang akan membuatmu di masa depan berterima kasih dengan dirimu saat ini karena telah menggunakan waktu sebaik mungkin.

3. Skill atau Kemampuan yang Kamu Miliki

Saat ini kita dihadapkan dengan dunia pekerjaan yang kompetitif dan menuntut keahlian sebagai salah satu hal terpenting yang harus kita miliki. Jika kita tidak memiliki skill atau keahlian tertentu maka kita harus siap menghadapi pahitnya tersisihkan dari yang lain.

Jika kamu memiliki minat di bidang tertentu, pelajari itu dengan sungguh-sungguh sampai kamu menguasainya. Skill yang kamu miliki akan sangat membantu untuk menemukan pekerjaan atau membangun karir impianmu.

4. Impian dan Tujuan Hidupmu

Setiap orang pasti memiliki impian atau tujuan hidup masing-masing, sesederhana apapun itu. Begitu juga denganmu yang setidaknya memiliki satu impian yang ingin kamu wujudkan. Di usia 20-an inilah saatnya kamu memaksimalkan usaha untuk mewujudkan impianmu. Gunakan waktu, tenaga, materi dan apapun sumber daya yang kamu miliki sebagai jalan untuk mewujudkan impianmu. Temukan tujuan hidup yang bisa membuatmu terarah dan bersemangat menjalani keseharian.

5. Belajar dari Kegagalan

Setiap orang pasti memiliki rasa takut dengan kegagalan namun tidak perlu berlebihan. Kegagalan adalah hal yang wajar terjadi saat kita sedang berusaha mencapai tujuan tertentu. Usia 20-an adalah waktu yang tepat untuk menghabiskan jatah gagal seperti kata Dahlan Iskan "Setiap orang memiliki jatah gagal. Habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda."

Jangan takut untuk mengusahakan apapun yang kamu inginkan, sekalipun gagal dalam prosesnya kamu akan mendapat banyak pelajaran dari setiap kegagalan yang kamu alami. Kegagalan akan  mengajarkanmu kesabaran, kekuatan dan ketangguhan. Saat gagal kamu hanya perlu bangkit dan mencoba lagi.

6. Tanggung Jawab Keuangan

Memahami literasi keuangan sangat penting saat kamu sudah memasuki usia 20-an karena keputusan keuangan yang kamu ambil akan mempengaruhi kondisi keuanganmu saat ini maupun di masa depan. Kamu bisa mulai dengan belajar mengelola pengeluaran, merencanakan anggaran, menyisihkan tabungan hingga memilih instrumen investasi yang tepat. 

Jadi untuk kamu yang saat ini berusia 20-an jadikan masa ini sebagai kesempatan untuk membentuk pribadimu menjadi lebih baik. Proses yang kamu lalui mungkin akan terasa berat tapi semua itu akan memberimu pelajaran penting dan perasaan lelahmu akan terbayar ketika kamu berhasil mencapai tujuanmu.

Beberapa waktu lalu sempat lihat orang-orang ramai bahas tentang kontroversi childfree. Topik ini ramai diperbincangkan karena influencer Gita Savitri mengaku memutuskan untuk childfree. Waktu lagi ramai saya tidak terlalu mengikuti beritanya cuma lihat beberapa postingan dan komentar orang-orang di sosmed dan sudah pasti. keputusan ini mendapat stigma negatif dari masyarakat dan kebanyakan perempuan lainnya.

Perempuan yang memilih childfree memiliki alasan tersendiri

Banyak perempuan yang tidak setuju dengan perempuan lain yang memilih childfree. Menurut saya tidak masalah jika tidak setuju tapi mari saling menghormati pilihan masing-masing dengan tidak mengatakan bahwa memilih childfree adalah pilihan yang salah besar.

Mereka yang memilih childfree bukan berarti tanpa pertimbangan atau hanya untuk bersenang-senang agar terhindar dari masalah mengurus anak. Dari beberapa perempuan yang memilih childfree yang pernah saya baca dan tonton ketika mereka diwawancara pandangan mereka lebih jauh dari itu, mereka mempertimbangkan kondisi psikologi, lingkungan dan pengaruh lainnya.

Beberapa perempuan memiliki trauma dari masa lalu yang masih mempengaruhi kondisi psikologisnya hingga saat ini. Mereka memilih childfree karena tau kondisi mereka tidak memungkinkan untuk memiliki anak dan mereka takut anak akan menjadi korban dari beban mental yang mereka rasakan.

Ada juga yang memilih childfree karena memang merasa tidak sanggup mengurus anak karena kesibukan bekerja. Mungkin kita akan beranggapan bahwa itu adalah alasan yang tidak masuk akal karena semua orang juga bekerja, tapi kemampuan setiap orang berbeda-beda. Tidak jarang orang-orang yang merasa kelelahan karena seharian bekerja atau mereka yang memiliki masalah dengan pekerjaannya akan melampiaskan emosinya dengan orang lain termasuk keluarga dan anak.

Mengetahui kondisi dan kemampuan kita sendiri tentunya sangat penting. Jika kita merasa tidak sanggup untuk mengemban tanggung jawab tertentu maka kita tidak perlu memaksakannya, begitu juga dengan memiliki anak. 

Apakah semua orang yang memilih untuk mempunyai anak pernah bertanya kepada diri sendiri apakah mereka layak menjadi orang tua? Apakah mereka sudah memiliki ilmu yang cukup untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua? Kita semua tahu berapa banyak anak-anak yang menjadi korban dari ego, tindakan dan kesalahan yang dilakukan oleh orang tua mereka sendiri.

Beberapa hari ini bahkan sedang ramai kasus KDRT dimana ayah sampai membunuh anaknya sendiri saat istri sedang di rawat di rumah sakit akibat kekerasan yang dia lakukan. Miris rasanya mendengar berita seperti ini dimana orang tua yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak-anaknya justru melakukan hal sebaliknya.

Menghormati pilihan hidup perempuan lain

Ketika beberapa perempuan memilih hal yang berbeda dari perempuan lainnya bukan berarti mereka memilih hal yang salah. Sesederhana ini hanya masalah perbedaan. 

Kita bertanggung jawab atas pilihan hidup kita masing-masing. Saya menghargai orang-orang yang tau kapasitas dirinya, tahu apa yang sanggup dia lakukan dan apa yang tidak sehingga bisa mencegahnya melakukan tindakan yang merugikan orang lain di kemudian hari.

Mari mencoba lebih berempati dan saling memahami. Kita semua menginginkan kebaikan untuk hidup kita masing-masing dan apa yang menurut kita baik belum tentu baik untuk orang lain sebab kita tidak tau bagaimana kehidupan yang mereka jalani dan kesulitan seperti apa yang mereka hadapi. Mari menghormati pilihan masing-masing dan berhenti melontarkan kebencian pada perempuan lain yang tidak memilih hal yang sama dengan apa yang kita pilih.

Apa hal yang sering kamu lakukan ketika merasakan emosi tertentu seperti marah? Beberapa orang akan melakukan tindakan kasar untuk melampiaskan emosinya ketika mereka sedang marah. Cara kita bereaksi saat merasakan emosi tertentu menunjukkan seberapa baik kemampuan kita mengelola dan mengendalikan emosi.

Dapat mengelola atau mengontrol emosi dengan baik sangat penting dilakukan agar mencegah kita melakukan tindakan negatif yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Ini dia 7 cara sederhana yang patut kamu coba agar bisa mengontrol emosi.

1. Berhitung

Saat kita dihadapkan dengan situasi yang memicu emosi, biasanya kita akan langsung bereaksi. Kalau kamu ingin emosimu tetap terkontrol usahakan untuk menunggu terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan. Trik sederhana yang bisa kamu coba adalah menutup mata lalu mulai berhitung. Saat berhitung emosi yang kamu rasakan akan meredah secara perlahan dan kamu bisa kembali melihat situasi dengan lebih jelas. Cara ini akan mencegahmu melakukan tindakan negatif yang akan membuatmu menyesal.

2. Temukan Penyebabnya

Saat kamu merasakan emosi yang kuat coba cari tahu apa penyebabnya, misalnya ketika kamu marah karena perkataan orang lain, tanyakan pada dirimu sendiri apa alasan yang membuat komentar orang lain memicu kemarahanmu. Dengan mencari tahu penyebab masalah kamu akan lebih mudah memahami perasaanmu dan mengendalikan emosimu.

3. Mengelola Stres

Perasaan stres memiliki dampak yang besar terhadap kondisi emosional. Saat stres emosi kita akan mudah terpicu hanya karena hal sepele dan biasanya akan menimbulkan reaksi negatif seperti marah bahkan sampai melakukan tindakan kasar. Usahakan agar kamu memiliki cara untuk meredakan perasaan stres. Beberapa cara yang bisa mengurangi stres diantaranya seperti olahraga, meditasi atau bisa juga melakukan hal sederhana seperti menulis jurnal harian.

4. Mengekspresikan Perasaanmu

Bagi sebagian orang mengekspresikan perasaan bukanlah hal yang mudah sehingga seringkali memilih untuk memendamnya, namun hal ini justru tidak baik karena perasaan yang selalu dipendam suatu saat bisa saja meledak dan lebih berbahaya lagi jika kita tidak bisa mengendalikannya.

Belajarlah mengekspresikan perasaanmu misalnya dengan menulis jurnal, bercerita dengan orang terdekat atau kamu bisa mengunjungi dan konsultasi dengan ahli seperti psikolog atau psikiater.

5. Menyalurkan Emosi

Menyalurkan emosi adalah salah satu cara paling efektif untuk mengontrol emosi yang sedang kamu rasakan. Misalnya saat kamu sedang merasa tertekan karena stres kamu bisa menyalurkan emosimu dengan bernyanyi dengan suara keras. Kamu juga bisa menyalurkan emosi dengan  aktivitas fisik seperti olahraga dan melakukan hobi atau kegiatan yang kamu senangi. Aktivitas seperti ini akan membuat perasaanmu lebih tenang dan pikiranmu yang awalnya kacau menjadi lebih jelas.

6. Berempati

Ketika kamu terlibat konflik dengan orang lain yang memicu emosi dan membuatmu marah, cobalah untuk berempati. Cara ini akan melatihmu mengendalikan emosi karena dengan berempati kamu sedang berusaha melihat dari sudut pandang orang lain dan ini akan membantumu memahami alasan dibalik tindakan yang mereka lakukan. Jika bisa saling memahami kita tidak akan mudah terpengaruh emosi dan konflik pun bisa dihindari.

7. Tenangkan Diri dan Tarik Napas

Cara sederhana yang juga membantu mengendalikan emosi adalah dengan mengatur pernapasan. Saat kamu merasakan emosi tenangkan diri dengan menarik napas dalam lalu keluarkan. Cara ini dapat membantu pikiranmu menjadi lebih tenang sehingga kamu bisa mengontrol emosi dan mencegah kemungkinan reaksi negatif yang akan kamu lakukan.

Dengan latihan dan membiasakan diri melakukan beberapa cara sederhana diatas kamu akan lebih mudah mengelola dan mengontrol emosi sehingga kamu tidak perlu lagi khawatir akan melakukan tindakan yang kurang baik yang akan merugikan diri sendiri dan orang di sekitarmu.

Di dunia yang serba cepat seperti saat ini, kita seakan dituntut untuk mengejar berbagai pencapaian dalam waktu tertentu. Hal ini seringkali membuat kita merasa lelah, cemas hingga stres. Menerapkan filosofi hidup yang di digunakan oleh orang Jepang bisa menjadi salah satu solusi yang dapat membantu kita menjalani dan menikmati hidup dengan lebih tenang.

Salah satu filosofi Jepang yang terkenal adalah Ikigai. Ikigai memiliki arti tujuan hidup yang membuat hidup seseorang lebih bermakna. Selain Ikigai ada beberapa filosofi hidup orang Jepang yang juga perlu kita tiru dan terapkan agar kita dapat berkembang dan memiliki kehidupan yang lebih bermakna.

1. Kaizen

Dalam bahasa Jepang Kaizen memiliki arti "perbaikan berkesinambungan". Filosofi Kaizen fokus pada perbaikan jangka panjang yang dilakukan terus-menerus sehingga menghasilkan perubahan.

Jika kita menginginkan kehidupan yang lebih baik, filosofi Kaizen perlu untuk kita terapkan. Kita bisa melakukan perubahan dengan memulai perbaikan dari hal-hal kecil secara bertahap dan konsisten. Perbaikan sekecil apapun akan mendapatkan hasil yang signifikan jika kita melakukannya dalam jangka panjang.

2. Wabi sabi

Wabi sabi adalah filosofi jepang yang menggambarkan cara menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan. Wabi sabi memberi gagasan tentang menerima kefanaan dan ketidaksempurnaan adalah bagian dari hidup.

Wabi sabi sangat cocok diterapkan jika kamu menginginkan ketenangan dalam hidup karena filosofi ini mengajarkan kita untuk mengapresiasi hal-hal kecil yang memiliki keindahan yang mungkin tidak kita sadari dan menerima apa adanya hidup yang kita jalani saat ini beserta dengan kekurangan dan ketidaksempurnaan yang kita miliki.

3. Kintsugi

Kintsugi merupakan salah satu kesenian dan tradisi unik dari Jepang. Kintsugi adalah teknik merekatkan kembali keramik yang telah pecah menggunakan pernis berwarna emas. Hasil rekatan dari bagian-bagian keramik yang pecah membuat keramik menjadi lebih unik dan menarik.

Sebagai filosofi hidup, Kintsugi berarti menerima kegagalan dan ketidak sempurnaan, menjadikannya bagian yang justru membuat diri kita menjadi lebih baik. Kegagalan yang kita alami tidak serta-merta menggambarkan diri kita secara keseluruhan.

Itu dia filosofi hidup orang jepang yang bisa kita tiru agar hidup kita menjadi lebih baik.

Kamu pasti tidak asing dengan quotes "bahagia kita sendiri yang ciptakan" atau "bahagia itu sederhana". Yup, kita tidak perlu melakukan hal-hal yang terlihat luar biasa agar bahagia, kita tetap bisa merasa bahagia hanya karena hal-hal sederhana seperti menikmati teh di pagi hari dan ditemani sepiring biskuit.

Selain hal-hal sederhana, kebiasaan kita sehari-hari juga bisa membuat kita merasa lebih bahagia. Dibawah ini beberapa kebiasaan kecil yang jika diterapkan akan membuat perasaanmu lebih baik.

1. Bersyukur

Orang yang bahagia sudah pasti adalah orang yang selalu bersyukur. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa bersyukur memiliki keterkaitan dengan emosi positif seperti perasaan bahagia dan kepuasan hidup. Bersyukur adalah salah satu kunci utama kebahagiaan. Bersyukur akan membuat kita menjadi lebih tenang dan bahagia dalam menjalani kehidupan.

Seringkali kita beranggapan bahwa kita akan bahagia jika sesuatu yang kita inginkan bisa kita dapatkan, padahal cukup dengan mensyukuri apapun yang kita miliki saat ini akan menuntun kita pada kebahagiaan dan kepuasan hidup. Jika kita menjadikan bersyukur sebagai kebiasaan maka kita akan lebih mudah merasa bahagia dalam menjalani hidup.

2. Hidup saat ini

Kapan terakhir kali kamu makan dan benar-benar menikmati makanan yang ada di hadapanmu tanpa memikirkan hal lain? Adakalanya kita lebih fokus memikirkan apa yang sudah terjadi di masa lalu atau justru khawatir dengan masa depan sehingga membuat kita tidak begitu memperhatikan apa yang sedang kita lakukan saat ini.

Seringkali kita lebih senang merencanakan apa yang selanjutnya ingin kita capai di masa depan kemudian. Dari pada sibuk memikirkan masa lalu dan khawatir dengan masa depan, lebih baik fokus dengan momen yang sedang kita hadapi saat ini. 

3. Melepaskan

Merasa susah bahagia? Mungkin karena kamu masih terikat dengan masa lalu dan belum bisa merelakan apa yang sudah terjadi. Sudah saatnya melepaskan jika kamu ingin melanjutkan hidup dengan perasaan bahagia.

Melepaskan artinya menerima apa yang sudah terjadi, seperti kesalahan yang pernah kita lakukan, mengikhlaskan kehilangan atau kepergian orang yang kita cintai atau memaafkan seseorang yang pernah menyakiti kita. 

Melepaskan jelas bukan hal yang mudah untuk dilakukan, tapi melupakan kesalahan di masa lalu dan mampu menerima keadaan adalah cara terbaik agar kamu bisa terbebas dari perasaan negatif seperti perasaan stres. Melepaskan juga akan membuatmu lebih mudah melangkah menuju masa depan, cukup ambil pelajaran dari apa yang sudah terjadi dan mulailah melangkah lagi dengan perasaan yang lebih baik.

4. Mencintai diri sendiri

Mencintai diri sendiri tentunya tidak boleh terlewati jika kamu menginginkan hidup yang lebih bahagia. Mencintai diri sendiri berarti menerima segala kekurangan serta kelebihan yang kamu miliki tanpa membandingkannya dengan orang lain.

Mencintai diri sendiri akan membuatmu bahagia karena kamu tau kamu berharga terlepas dari kekurangan yang kamu miliki. Saat mencintai diri sendiri kamu menjadi lebih peka dengan dengan dirimu sendiri, kamu tau mana sesuatu yang kamu butuhkan dan mana yang tidak kamu perlukan.

Mencintai diri sendiri akan membuatmu berhenti mengikuti standar hidup orang lain yang tidak sesuai dengan dirimu. Kamu juga akan merasa lebih tenang karena tidak lagi membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain.

5. Tidur cukup

Padatnya pekerjaan dan aktivitas sehari-hari membuat kita mudah merasa lelah bahkan stres. Istirahat dengan tidur yang cukup bisa mengembalikan energi. Tidur cukup bisa membuat kesehatan fisik dan mental kita tetap stabil karena tidur dapat memperbaiki dan memperkuat imun tubuh sehingga tidak rentan terserang oleh penyakit.

Tidur juga mempengaruhi mood dan pikiran kita. Semakin baik kualitas tidurmu maka perasaanmu juga ikut membaik dan kamu akan akan lebih mudah melakukan kegiatan sehari-hari. Sebaliknya jika kurang tidur kamu akan merasa kelelahan dan sulit konsentrasi sehingga berpengaruh terhadap produktivitas dan performa kerja.

6. Rutin olahraga

Sedang merasa tertekan atau stres karena pekerjaan? Bergerak atau olahraga bisa jadi pilihan terbaik untuk melepas stres. Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan fisik tapi juga kesehatan mental.

Saat olahraga tubuh kita akan melepaskan hormon serotonin dan dopamin, hormon yang bertanggung jawab atas perasaan senang. Tubuh kita juga melepaskan hormon endorfin, hormon ini berperan sebagai penghilang rasa sakit. Pelepasan hormon ini akan membuat mood menjadi lebih baik dan memberi energi positif.

7. Makan makanan bernutrisi

Sama seperti olahraga makanan tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik tapi juga kesehatan mental. Beberapa makanan berpengaruh terhadap pikiran dan memori yang tentunya juga akan memberi dampak pada kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa makan makanan bernutrisi seperti buah, sayuran dan protein bisa membuat perasaan lebih baik hingga mencegah depresi.

Eat good feel good.

Itu dia beberapa kebiasaan sederhana yang bisa kamu terapkan agar hidupmu menjadi lebih bahagia.

Apa itu FOMO?

Dikutip dari wikipedia FOMO atau fear of missing out merupakan rasa cemas yang timbul karena sesuatu yang menarik sedang terjadi, sering disebabkan karena unggahan di media sosial. FOMO didefinisikan sebagai rasa takut karena tertinggal atau tidak mengetahui peristiwa, informasi atau pengalaman dan orang lain mendapat pengalaman berharga dari sesuatu tersebut.

Penggunaan media sosial adalah penyebab utama timbulnya FOMO yang menjangkiti hampir semua anak muda saat ini, kita semua pasti pernah merasakannya. FOMO membuat kita jadi ingin mengikuti apapun yang sedang trending dan ramai dibicarakan orang-orang saat ini.

Beberapa bentuk FOMO yang sering kita  alami misalnya saat melihat orang-orang di media sosial menikmati liburan di tempat baru, kamu juga ingin kesana, saat temanmu sedang update di tempat nongkrong yang estetik dan lagi hits kamu gak mau ketinggalan, orang-orang ramai membicarakan film terbaru kamu juga ingin segera menonton. Kita sering melakukan itu hanya karena ingin selalu terlihat update dengan hal-hal baru dan dan demi mendapat pengakuan dari orang lain bahwa kita tidak kalah gaul.

Kita jadi sibuk mengejar dan melakukan hal-hal yang belum tentu memberikan manfaat untuk diri kita sendiri hanya karena tidak ingin tertinggal.

Kenapa FOMO bisa membuatmu kehilangan jati diri?

FOMO seringkali membuatmu fokus dengan hal-hal yang tidak penting sehingga melupakan hal penting yang seharusnya perlu kamu lakukan. FOMO bahkan membuatmu kehilangan arah dan dan tujuan. FOMO membuat kamu tidak lagi mengenali dirimu sendiri dan kehilangan jati dirimu yang sesungguhnya karena kamu hanya meniru dan mengikuti apa yang orang lain lakukan.

Bagaimana cara mengatasi FOMO?

Cara mengatasi FOMO salah satunya dengan berpuasa media sosial. Puasa media sosial akan membuatmu lebih fokus  melakukan kegiatan yang lebih produktif, mengurangi perasaan membandingkan diri dengan orang lain hingga membuatmu menjalani hidup dengan perasaan yang lebih tenang.

Cara lain untuk mengatasi FOMO yaitu dengan refleksi diri agar kamu bisa lebih mengenal diri sendiri. Saat kamu memberi kesempatan untuk lebih mengenal diri sendiri kamu akan tahu apa tujuan hidupmu dan apa yang benar-benar ingin kamu lakukan dalam hidupmu sehingga kamu tidak lagi jadi orang yang sekedar meniru dan mengikuti apa yang orang lain lakukan. Kamu jadi tau mana yang perlu dan tidak perlu untuk diikuti.